Selasa, 19 April 2016

hidup bersyukur

hello guys selamat malam,apa kabar kalian hari ini? semoga saja baik baik yah,..BTW... aku disini mau berbagi sedkit perasaan yang begitu luar biasa nya bahagia.. saya bersyukur bisa dilahirkan dari keluarga yang sederhana,bersykur juga bisa punya mama papa yang begitu luar biasa sayang nya ke anak anaknya, yah walaupun sih saya sadar sy hanya anak yang terlahir dari sebuah keluarga yang broken home, tapi masalah keluarga yang broken home gak menjadi suatu hambatan untuk saya tetap mencapai cita cita saya.malahan dari latar belakang yang seperti ini menjadi acuan hidup untuk saya kedepannya. saya bersyukur skali kepada yesus kristus sampai detik ini pun saya masih bisa menjalani hidup saya sebagaimna mestinya, itu semua karena cinta dan kasih sayang nya kepada saya. kalau bukan karna tuhan yesus mungkin sampai sekarang saya bukan apa apa,saya hanya bisa berdoa buat papa dan mamaku agar bisa tetap di beri kesehatan dan kekuatan. saya juga berharap di perkuliahan D4 kebidanan ini bisa seesai tepat waktu sehingga bisa membanggakan lagi kedua orang tua saya,saya akan terus berusaha sekuat tenaga ku bgaimna pun cara nya saya harus bisa mendapat toga yang kedua kali nya di dpan mereka. karena saya percaya bahwa tuhan pasti buka jalan untuk orang orang yang mau berusaha.

make a wish for a life

  • Tuhan.
    Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku.
    Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu.
    Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
    Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu.
    Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting.
    Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau, dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya,dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.
    Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas. Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku.
    Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga menasehatiku ketika aku berbuat
    salah.
    Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku.
    Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi.
    Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku disisinya.
    Tuhan.. Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak
    sempurna. Sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu.
    Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
    Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
    Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya.
    Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
    Tuhan.. Aku juga meminta, Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga.
    Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku.
    Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu.
    Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
    Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal
    buruk dalam dirinya.
    Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana, mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi. Amin 0:)

manajemen kebidanan

A.    Konsep dasar manejemen kebidanan
1.      Pengertian manejemen kebidanan
Manejemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Muslihatun, 2009 : 112).
2.      Langkah manejemen kebidanan
Ada tujuh langkah dalam manejemen kebidanan yaitu sebagai berikut (Varney,1997) dalam (Betty mangkuji,dkk,2013):
a.    Langkah 1 : Pengumpulan data
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap. Data yang di kumpulkan antara lain :
a)        Keluhan klien
b)        Riwayat kesehatan klien
c)        Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
d)       Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
e)        Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap.
b.    Langkah II : Interprestasi data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterprestasikan semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standart diagnosis, sedangkan perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan dari hasil pengkajian.
c.    Langkah III : Identifikasi diagnosis/masalah potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis atau masalah yang sudah teridentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat melakukan antispasi agar diagnosis/masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apabila diagnosis/masalah itu benar-benar terjadi. Contoh diagnosi/masalah potensial :
a)        Potensial perdarahan post partum,apabila diperoleh data ibu hamil kembar, polihidramnion, hamil besar akibat menderita diabetes.
b)        Kemungkinan distosia bahu, apabila data yang ditemukan adalah besar.
d.   Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus-kasus kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan yang memerlukan tindakan KBI dan KBE.
e.    Langkah V : Perencanaan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkiran terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan konseling dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang di rencanakan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien.
f.     Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah kelima secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan bidan atau anggota tim kesehatan yang lain jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksananya. Dalam situasi ini, bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut.
g.    Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah :
a)    Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, yang mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
b)   Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui mengapa proses manejemen ini tidak efektif.


B.       Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1.         Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan, adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/ masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Muslihatun, 2009: 113).
2.         Hak dan kewajiban bidan
a.    Hak bidan
Dalam memberikan asuhan kebidanan kepada kliennya, bidan berhak:
1)        Mendapat perlindungan hukum
2)        Bekerja sesuai standar profesi
3)        Menolak keinginan pasien dan keluarga yang bertantangan dengan peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi
4)        Memiliki privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
5)        Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jengjang karir dan jabatan
6)        Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan atau pelatihan
7)        Mendapat konpensasi kesejahteraan yang sesuai (Mangkuji, dkk, 2013).


b.      Kewajiban bidan
Disamping beberapa hak bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada kliennya, ada pula kewajiban yang harus dilakukannya, antara lain:
1)      Mematuhi peraturan RS atau tempat bekerja
2)      Memberikan pelayanan sesuai standar profesi
3)      Merujuk pasien dengan penyulit ke tingkat yang lebih tinggi
4)      Memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga
5)      Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya
6)      Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien (Mangkuji, dkk, 2013).
C.    Konsep dasar dokumentasi kebidanan
1.         Pengertian dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintegritasi untuk penggunaan yang efisien dan mudah diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian (Muslihatun, 2009: 3).
2.         Tujuan dokumentasi
Tujuan dari kegiatan pendokumentasian asuhan kebidanan, antara lain :
1)        Sebagai sarana komunikasi
2)        Sebagai sarana tanggung jawab dan tanggung gugat
3)        Sebagai sarana informasi statistik
4)        Sebagai sarana pendidikan
5)        Seabagai sumber data penelitian
6)        Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan
7)        Sebagai sumber data perencanaan asuhan kebidanan berkelanjutan (Muslihatun, 2009: 5-6).
3.      Fungsi dokumentasi
1)        Bentuk tanggung jawab profesi bidan
Dokumentasi asuhan kebidanan membantu kelancaran dan kontinuitas  pemberian asuhan kebidanan, membantu koordinasi rangkaian asuhan kebidanan serta membantu merumuskan evaluasi kemajuan status kesehatan pasien setelah pemberian asuhan kebidanan (Muslihatun, 2009: 6).
2)        Arti penting hukum ditinjau dari kondisi pasien
Apabila seorang bidan atau tenaga kesehatan mendapat tuntutan hukum, maka bidan tersebut harus mampu membuktikan beberapa unsur yang menyebabkan dirinya lalai. Unsur kelalaian yang harus dibuktikan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang mendapat tuntutan hukum, antara lain: kelalaian menjalankan kewajiban sebagai tenaga kesehatan, kelalaian dalam mengikuti standar/ prosedur pelayanan kesehatan yang ditetapkan, hubungan sebab akibat antara perbuatan dan kecelakaan, serta gangguan nyata sebagai akibat dari kelalaian tenaga kesehatan tersebut (Muslihatun, 2009: 12).
3)        Pedoman untuk pendokumentasian secara legal
Sebagai suatu dokumentasi profesi, dokumentasi asuhan/ pelaksanaan kebidanan harus memenuhi standar profesi sehingga dapat mempertanggungjawabkan setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan secara legal.
Panduan legal menurut potter dan perry, antara lain (mufdlillah, dkk, 2001) dalam (Muslihatun, 2009: 13-14):
a.         Jangan menghapus menggunakan tipe-ex atau mencoret tulisan yang salah ketika mencatat, karena akan tampak seakan-akan bidan mencoba menyembunyikan informasi dan merusak catatan. Cara yang benar adalah dengan membuat satu garis pada tulisan yang salah, tulis kata “salah” lalu diparaf, kemudian tulis catatan yang benar.
b.        Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain, karena pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai bukti perilaku tidak profesional atau asuhan kebidanan yang tidak bermutu. Tulislah hanya uraian objektif tentang perilaku klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang lain.
c.         Mengoreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat diikuti dengan kesalahan tindakan
d.        Mencatat data hanya yang berupa fakta, catatan harus akurat dan dapat dipercaya. Pastikan apa yang ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja
e.         Jangan biarkan bagian kosong pada catatan bidan, karena orang lain dapat menambah informasi yang tidak benar pada bagian kosong tersebut. Buat garis horizontal sepanjang bagian kosong dan paraf dibawahnya
f.         Semua catatan harus dapat dibaca dan ditulis dengan tinta, karena tulisan yang tidak terbaca dapat disalah tafsirkan
g.        Jika mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
h.        Menulis untuk diri bidan sendiri karena bidan bertanggung jawab atas informasi yang ditulisnya, jadi jangan menulis untuk orang lain
i.          Menghindari penggunaan tulisan yang umum, tulis lengkap, singkat dan padat
j.          Dokumentasi dimulai dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan serta titel anda. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar  dan tanda tangan menunjukan orang yang bertanggung gugat atas dokumentasi tersebut. Jangan ditunggu sampai akhir giliran dinas untuk mencatat perubahan penting yang terjadi beberapa jam yang lalu
4)        Dokumentasi SOAP
Dokumentasi SOAP (subjektif, objektif, assesment, planning)
a.       Subjektif
a)         Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis
b)         Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien
c)         Pada orang yang bisu, dibelakang data di beri tanda “0” atau “x”
b.      Objektif
a)          Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
b)         Hasil pemeriksaan lab/pemeriksaan diagnostik lain
c)          Informasi dari keluarga atau orang lain
c.    Assesment
a)         Pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data subjektif dan objektif
b)         Diagnosis/masalah
c)          Diagnosis/masalah potensial
d)         Antisipasi diagnosis/masalah potensial/tindakan segera
d.   Planning
Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi : asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnostik/ laboratorium, konseling, dan tindak lanjut (follow up ) (Mangkuji, dkk, 2013).

MUTU LAYANAN KESEHATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan kepada klien.
Seorang perawat komunitas yang profesional harus senatiasa berupaya memberikan pelayanan keperawatan dengan mutu yang terbaik kepada semua klien tanpa terkecuali. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan merupakan salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelolah atau merencanakan layanan keperawatan.
Pendekatan tersebut juga merupakan bagian keterampilan yang mendasar bagi setiap pemberi pelayanan kesehatan yang secara langsung melayani kien.
Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan yang senantiasa berupaya memenuhi harapan kien sehingga klien selalu puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan mengutamakan keluaran layanan keperawatan atau apa yang dihasilkan dan di akibatkan oleh layanan keperwatan.
Hasil layanan keperawatan yang bermutu hanya mungkin dihasilkan oleh pekerjaan yang benar, dengan demikian klien akan berada dalam lingkungan organisasi layanan keperwatan yang baik karena segala kebutuhan dan penyakit klien tersebut sangat diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperwatan dengan mutu yang terbaik.
Tidak mengherankan bahwa organisasi layanan keperawatan yang selalu memperhatikan mutu selalu akan dengan mudah mendapatkan akreditas serta memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan organisasi lain sejenisnya.





B.     TUJUAN

1.      Tujuan umum:
ü  menjelaskan konsep jaminan mutu dalam keperawatan kesehatan komunitas
ü  menjelaskan dimensi mutu layanan kesehatan
ü  menjelaskan langkah langkah standar pelayanan kesehatan
ü  menjelaskan program jaminan mutu
ü  menjelaskan evaluasi dan penilaian mutu pelayanan keperawatan komunitas
2.      Tujuan khusus:
ü  memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas
ü  memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan sebagai bahan pembelajaran dimasa yang akan datang


BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP DASAR
           
Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan konsumen,baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas dari kata kualitas atau mutu itu sendiri.
       Kualitas mengandung banyak definisi dan makna di antaranya seperti;
ü  Mutu adalah kualitas
ü  Bebas dari kerusakan atau cacat
ü  Kesesuaian; pengguna,persyaratan atau tuntunan
ü  Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal
ü  Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap awal
ü  Kepuasan pelanggan; dalam arti klien itu sendiri maupun keluarganya.

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan, serta diberikan sesuai standart dan etika profesi.
Layanan kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan kesehatan yang di butuhkan, dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan keshatan dan sekaligus di inginkan oleh klien(individu) ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat multidimensi.
Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992) adalah sbb;
v  Dimensi kompetensi teknis.
Menyangkut ketrampilan,kemampuan,dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.
v  Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan
Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat,tidak terhalang oleh keadaan geografis,sosial.ekonomi dan bahasa.
v  Dimensi efektivitas layanan kesehatan
Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit,serta berkembangnya penyakit yang ada.
v  Dimensi efisiensi layanan kesehatan
Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat.
v  Dimensi kesinambungan layanan kesehatan
Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai kebutuhan,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu.
v  Dimensi keamanan
Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun masyarakat sekitarnya.
v  Dimensi kenyamanan
Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat kembalike tempat tersebut.
v  Dimensi informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,  dimana,dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan.
v  Dimensi ketepatan waktu
Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat,oleh pemberi pelayanan yang tepat,menggunakan peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang efisien (tepat).
v  Dimensi hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian.




B.     PENTINGNYA JAMINAN MUTU  LAYANAN KESEHATAN DALAM ORGANISASI LAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.      Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjamin bahwa organisasi layanan kesehatan akan selalu menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu,artinya layanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan klien serta mampu di bayar olehnya.
2.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjadikan organisasi kesehatan semakin efisien karena semua orang yang bekerja dalam organisasi itu akan selalu bekerja lebih baik dalam suatu sistem yang terus  menerus diperbaiki.
3.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan membuat organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat,terkenal dan selalu dicari oleh siapa yang membutuhkan layanan kesehatan yang bermutu serta menjadi tempat kerja idaman bagi profesi layanan yang kompeten yang berperilaku terhormat.
4.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama akan memperhatikan outcomes layanan kesehatan benar benar bermanfaat bagi klien.
5.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan kerja,komitmen,dan  peningkatan moral profesi layanan kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan klien.

Melakukan pelayanan bermutu sesuatu yang menimbulkan kepuasan pribadi,dengan menerapkan jaminan mutu jaminan kesehatan,perawat diharapkan bekerja semakin cermat dan selalu menggunakan nalar. Bekerja dengan lebih cermat bukan berarti harus bekerja keras., sebaliknya bekerja dengan memperhatikan mutu artinya bekerja lebih arif dangan sistem yang baik sehingga hasilnya akan lebih baik,  tetapi dengan upya dan pemborosan yang semakin kurang.
Mutu layanan kesehatan yang di terima oleh klien sebagai konsumen akan di tentukan oleh mutu layanan kesehatan yang di berikan oleh berbagai profesi layanan kesehatan yang terdapat di dalam organisasi layanan kesehatan tersebut. Mutu layanan kesehatan juga di tentukan pula oleh mutu manajemen organisasi layanan itu,  dengan demikian akan terdapat hubungan timbal balik antara profesi layanan kesehatan dengan klien. Tingkat mutu layanan kesehatan akan ditentukan akan bedasarkan tingkat keseimbangan yang terjadi antara ketiga unsur tersebut.

C.     PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN KEPERAWTAN KOMUNITAS.

Manajemen Kesehatan adalah Rangkaian/proses kegiatan yang bekerja secara  sistematik untuk menghasilkan luaran kesehatan yang efektif dan efisien.
Manajen mutu terpadu merupakan paradigma baru dalam manajemen yang berusaha memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara berkesinambungan atas mutu barang,jasa,manusia,dan linkungan organisasi.
Manajemen mutu terpadu hanya dapat dicapai dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut (Tjiptono, 1997);
·         Berfokus pada pelanggan.
Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan dalam menentukan mutu manusia,proses,dan lingkungan yang berhubungan dengan baranga atau jasa.
·         Obsesi terhadap mutu.
Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. dengan mutu yang ditentukan tersebut,organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang ditentukan
·         Pendekatan ilmiah.
Terutama merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di rancang tersebut.
·         Komitmen jangka panjang.
Agar penerapan manajemen mutu terpadu dapat berhasil,dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
·         Kerjasama tim.
Untuk  menerapkan mutu terpadu,kerja sama tim,kemitraan dan hubungan terus menerus dijalani dan dibina baik antar aparatrur dalam organisasi maupun dengan pihak luar(masyarakat).
·         Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
Seitap barang dan jasa dihasilkan melalui proses - proses didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan lebih meningkat.
·         Pendidikan dan pelatihan.
Dalam organisasi yg menerapkan manejemen mutu terpadu,pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar. Disini berlaku prinsip belajar yang merupakan proses tiada akhir dan tidak mengenal batas usia.

D.    PRINSIP DAN BENTUK JAMINAN MUTU LAYANAN KESEHATAN.

      Prinsip Jaminan Mutu yaitu;
ü  Bekerja dalam tim
ü  Fokus pada perubahan proses
ü  Orientasi kinerja pada pelanggan
ü  Pengambilan keputusan berdasarkan data
ü  Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan   proses pelayanan.
     Bentuk Jaminan Mutu yaitu;
ü  Prospektif: dilaksanakan sebelum yankes dilakukan: standarisasi, perizinan, sertifikasi, akreditasi
ü  Konkuren: dilaksanakan bersamaan dengan yankes dilakukan: penilaian teman sejawat terhadap kepatuhan protap
ü  Retrospektif: dilakukan setelah yankes diselenggarakan: telaah rekam medik, survei pelanggan.

E.     STANDAR MUTU LAYANAN KESEHATAN.

Standar layanan kesehatan adalah suatu prnyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu akan menyangkut masukan(inptu), proses dan keluaran(output) sistem layanan kesehatan.
Imput(masukan) terdiri atas mutu petugas,bahan,alat,dan sebagainya,biasanya dikaitkan dengan penggunaan dan penguasaan ilmu dan teknologi. Proses mencakup mutu kerja dan mutu pelayanan, biasanya memakai standar etika kepuasan rata-rata komunitas. Sedangkan keluaran(otuput) biasanya dikaitkan dengan kinerja pemberi pelayanan kesehatan.
Pengolahan mutu harus selalu menghasilkan standardisasi. Standardisasi bertujuan untuk mempertahankan hasil dan mencegah mutu pelayanan institusi kesehatan termasuk kesehatan termasuk puskesmas. Pada setiap proses pelayanan keperawatan komunitas hampir selalu terjadi variasi. Seorang perawat komunitas, pada setiap kasus yang ditemukan dilapangan  akan menerapkan cara yang berbeda untuk memecahkannya, demikian juga di puskesmas ia akan menunjukan karakteristik layanan yang khas pada setiap individu. Seorang perawat puskesmas selalu berupaya menghasilkan kinerja yang sempurna, tetapi layanan keperawatan persis sama tidak mungkin diberikan pada setiap layanan keperawatan.
Perbedaan atau variasi merupakan hal yang wajar dan selalu akan terjadi pada setiap proses layanan keperawatan. Meskipun demikian,melalui teknik pendekatan mutu yang berkesinambungan perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan mampu mengendalikan variasi yang terjadi dalam sistem layanan keperawatan. Tujuannya adalah agar variasi tersebut selalu berada dalam batas-batas kendali. Banyak sumber variasi layanan medis yang tidak mungkin distandardisasikan sama sekali. Rencana perwatan dan askep lain dari layanan kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiapklien atau di sebut tailor made.
Standar layanan kesehatan dapat membantu mengurangi variasi variasi tesebut dengan cara menetapkan input,proses dan autcome pada sistem layanan kesehatan. Contohnya,perawatan kaki klien dengan Diabetes melitus di komunitas standar input  akan memastikan bahwa perawat komunitas akan menggunakan peralatan yang di gunakan peralatan yang diperlukan dan sesuai untuk melakukan prosedur rawat luka. Standar proses seperti protokol atau petunjuk pelaksanan,membantu melaksanan bahwa perawat komunitas akan menggunakan teknik dan teknologi terbaru. Standar autcome menjelaskan tentang apa  yang di harapkan organisasi layanan keperawatan dari hasil prosedur perawatan kaki pada klien Diabebetes melitus yang telah dilakukan sesuai proses.
Langkah-Langkah penyusunan layanan kesehatan ;
1.      Pilih salah satu fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan.
Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyusun standar layanan kesehatan,maka organisasi itu perlu mengenali sistem atau subsistem yang membutuhkan standar layanan kesehatan.pilihlah satu atau dua sistem yang merupakan prioritas tinggi
2.      Bentuk tim atau kelompok pakar
Keputusan penting tentang fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan biasanya dilakukan oleh para kepala satuan kerja dan kepala bagian.Kemudian organisai akan menugasakan suatu kelompok kerja multidisiplin atau kelompok pakar yang banyak mengetahui tentang fungsi atau sistem tersebut untuk penyususnan standar layanan kesehatan.
3.      Tentukan input,proses dan autcome
Kelompok pakar harus dapat menentukan unsur-unsur input,proses dan autcome dari setiap komponen fungsi atau sistem.input diperlukan agar dapat melakukan proses yang diperlukan sedangkan proses perlu menghasilkan autcome yang diingginkan.
4.      Tentukan karakteristik mutu
Merupakan sifat atau atribut untuk membedakan input ,proses dan autcome yang penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan yang akan diterapkan oleh kelompok atau organisasi layanan kesehatan.
5.      Tentukan atau sesuaikan standar layanan kesehatan
Hal –hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan langkah ini adalah pemilihan pola atau bentuk  penulisan standar,pengumpulan informasi dan pembuatan naskah standar layanan kesehatan.
6.      Nilai ketepatan standar layanan kesehatan
Penilaian dalam langkah ini meliputi penilaian keabsahan atau validitas standar layanan kesehatan,penilaian reliabilitas atau keandalan standar layanan kesehatan dan penilaian kejelasan standar kesehatan.

F.      PROGRAM JAMINAN MUTU KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tiga pengertian dasar yang di pakai untuk memahami konsep tentang jaminan mutu adalah sbb ;(A.A.G Muuninjaya, 2004)
1.      Batasan manajemem mutu
Program jaminan mutu merupakan suatu upaya yang di laksanakan secara berkesinambungan,sistematis,objektif dan terpadu untuk;
v  Menetapkan masalah muu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan
v  Mentapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia
v  Menilai hasil yang di capai
v  Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa jaminan mutu merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap tatapi berkelanjutan, mulai dari idenifikasi  masalah mutu mencari dan menerapkan solusi serta menilai hasilnya dalam bentuk peningkatan mutu dan penurunan biaya produksi.
Beberapa istilah tentang program jaminan mutu yang sudah di perkenalkan oleh banyak pakar adalah sbb;
v  Program pengawasan mutu
v  Program peningkatan mutu
v  Manajemen mutu terpadu
v  Peningkatan mutu berkesinambungan
2.      Tujuan program jaminan mutu
Jika sebuah organisasi kesehatan ingin menerapkan manejemen mutu, maka harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan tersebut adalah tujuan antara dan tujuan akhir.
Tujuan antara adalah tujuan pengembangan mutu, pimpinan mutu staf organisasi tersebut harus merumuskan masala mutu pelayanan. .masalah mutu dijadikan dasar untuk menerapkan tujuan peningkatan mutu yang ingin dicapai. Sedangkan tujtuan akhir ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatnya mutu produksi dan jasa pelayanan kesehatan. Tujuan ini terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk turunya biaya,produksi dan jasa. 
3.      Tahapan kegiatan program jaminan mutu
Operasional jaminan mutu layanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senatiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.
Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan dilaksanakan melala tahap-tahap sbb ;
v  Sadar mutu
v  Menyusun standar
v  Mengukur apa yang terjadi
v  Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan
v  Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan
       Sasaran yang ingin di capai dalam upaya peningkatan mutu adalah sbb;
v  Menurunkan angka kematian
v  Menurunkan angka kecacatan
v  Meningkatkan kepuasan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama wilayah kerjanya
v  Penggunaan obat secara rasional serta tindakan pengobatan yang wajar.

G.    EVALUASI DAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEPRERAWATAN KOMUNITAS

Mutu lyanan kesehatan dapat di ukur melalui  tiga cara yaitu;
1)      Pengukuran mutu prospektif
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Pengukurannya akan ditunjukan terhadap struktur atau imput layanan kesehatan dengan asumsi bahwa layanan kesehatan harus dimiliki sumber daya tertentu agar dapat menghasilkan suatu layanan yang bermutu seperti berikut;
v  Pendidikan profesi kesehatan
Ditujukan agar menghasilkan profesi layanan kesehatan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dapat mendukung layanan kesehatan yang bermutu.
v  Perizinan
Merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu layanan kesehatan. Surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktek (SIP) yang diberikan kepada perawat merupakan suatu pengakuan bahwa seorang perawat telah memenuhi syarat untuk melakukan praktek profesi keperawatan (Ners). Dengan demikian denagn profesi kesehatan lain harus mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya.
v  Standardisasi
Dengan menetapkan standarisasi,seperti dtandarisasi peralatan, tenaga, gedung,sistem,organisasi,anggaran,dll setiap fasilitas layanan kesehatan yang memiliki standar yang sama dapat menyelenggarakan layanan kesehatan yang sama mutunya
v  Sertifikasi
Merupakan langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai Ners yang teregistrasi adalah contoh sertifikasi.
v  Akreditasi
Merupakan pengakuan bahwa suatu intitusi layanan kesehatan seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan kesehatan tertentu. Pengukuran mutu prospektif berfokus pada penilaian sumber daya, bukan pada kinerja penyelenggaraan layanan kesehatan. 
2)      Pengukuran mutu restrospektif
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan setelah penyelenggaraan layanan kesehatan selesai dilaksanakan. Pengukuran ini biasanya merupakan gabungan dari beberapa kegiatan seperti penilaian catatan keperawatan ,wawancara,pembuatan kuesioner dan penyelemnggaraan pertemuan.
3)      Pengukuran mutu konkuren
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama layanan kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan. Penukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan kadang-kandang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada catatan keperawatan serta melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan dengan klien,keluarga,atau petugas kesehatan.







DAFTAR PUSTAKA


      Brown,L.D. 1992. Quality Assurance cof health care in Developing countries,quality assurance project,center for human service. Bethesda, Maryland.
      Muninjaya, A.A.G. 2004. manejemen kesehatan. Jakarta ; EGC
      Pohan, I.S. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan; dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta EGC.
      Sulastomo. 2000. manajemen kesehatan. Jakarta; Gramedia
      Tjiptono . 1997. total quality service. Jogjakarta; Andi Offset.